Searching...
Kamis, 11 Juni 2015

Proses Terbentuknya Batu Permata


Pada dasarnya, Batu Permata seperti juga jenis batuan lainnya sama-sama berasal dari aktivitas dapur magma pada Mantel Bumi di kedalaman sekitar 2900 km (1800 mi).  Di luar mantel bumi terdapat lapisan Kerak Bumi yang tersusun atas lempeng-lempeng yang terus menerus bertumbukan hingga mengakibatkan terjadinya celah atau retakan. Proses vulkanik ini menimbulkan efek tekanan kuat yang mendorong cairan magma bersuhu sekitar 1500° celsius yang ada di dalam mantel bumi (suhu mantel bumi sekitar 2000° celsius) naik ke atas melalui celah yang ada. 
Kandungan Mineral yang terdapat di sepanjang jalur lintasan cairan magma super panas bertekanan tinggi ini ikut terlarut, sehingga menimbulkan terjadinya proses Ubahan Hidrotermal. Saat mencapai kedalaman antara 100-200 km dari permukaan bumi, suhu cairan hidrotermal tersebut turun menjadi sekitar 1093° celsius dan mengalami tekanan sebesar 45-60 kilobar. Di sinilah, sebagian cairan hidrotermal yang tertahan akibat membeku lama kelamaan berubah menjadi kristal Intan, sementara sebagian cairan hidrotermal lainnya terus naik menuju ke permukaan.

Artikel terkait : Gemsklopedia - Gambar-Gambar Batu Mineral Terindah di Dunia
Berbeda dengan Batu Mulia, jenis batu permata lainnya, yaitu Akik (sebagian kalangan gemstoners sering menyebutnya dengan istilah batuan setengah mulia), terbentuk dari cairan hidrotermal yang membeku saat sudah mendekati permukaan, di mana suhunya sudah semakin dingin (sekitar 300° celsius) dengan kondisi tekanan yang tidak terlalu tinggi.
Batuan permata yang kita temukan sekarang ini, kebanyakan merupakan hasil pembentukan proses geologi, antara lain seperti diferensiasi magma, metamorfosa, ataupun sedimentasi yang terjadi jutaan - milyaran tahun yang lalu (batuan permata tertua yang pernah ditemukanadalah Kristal Zircon berwarna biru,yang diperkirakan berumur 4,4 milyar tahun), yang terbawa ke permukaan oleh erupsi magma yang sangat kuat yang terjadi di masa lalu.
Pada masa sekarang ini jarang terjadi letusan yang cepat dan keras dari gunung berapi (seperti letusan yang memuntahkan lelehan magma dan kristal intan yang lama tertahan di celah-celah antara mantel bumi dengan kerak bumi dan membentuk kawah kimberlite, di Afrika Selatan). Hal ini diyakini karena pada saat itu, suhu bumi jauh lebih panas dibanding saat ini.
Batuan permata, seperti intan, juga dapat terbentuk di permukaan bumi akibat adanya tabrakan antara meteorit besar dengan bumi yang menimbulkan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahkan terkadang ditemukan pecahan meteorit yang mengandung material intan dalam jumlah kecil yang tercipta karena adanya gesekan pada unsur karbon yang terdapat di dalam batu meteor tersebut saat berada di luar angkasa.

5 komentar:

 
Back to top!